Dunia Lain
Haiiii semua kali ini aku akan bercerita tentang pengalaman hidup seseorang yang selalu di hiasi hidupnya oleh kegigihan.....
Dunia Lain, satu kalimat yang bisa menggambarkan dua sisi yang terus bersanding satu sama lain.
Namun Dunia Lain yang akan tersaji di sini bukanlah tetang magic atau apapun tapi tetang manusia yang memiliki kehidupan yang membutuhkan energi atau kegigihan extra.
Semua yang ada di dalam hidup ini tak pernah mulus atau baik-baik saja, selalu dan pasti ada kendala entah itu rintangan yang menghadang atau mengikuti.
Aku yang di lahirkan di dunia sebagai anak laki-laki terakhir dan satu-satunya, harus menjadi beban bagi kedua orang tua ku juga kedua kakakku, tak henti-hentinya aku memberikan mereka semua masalah.
Namun aku harus tetap hidup agar keluarga ini tetap baik-baik saja tak menjauhi ku yang masih ingin merubah semua menjadi lebih baik.
Sampai ketika aku harus menikah dan memiliki keluarga baru untuk hidup, aku tetap membebani hidup keluarga ku.
Bahkan bukan hanya keluarga ku saja yang terbebani, anak dan istri pun ikut menampung beban yang aku perbuat.
Semua demi diriku yang selalu kalah oleh ego dan idiologi yang tak ingin kalah dan tersaingi.
Sampai pada akhirnya aku harus berusaha mengurangi ego ini dan memusnahkan idiologi yang tak penting.
Semakin bertambahnya usia ego, emosi, idiologi menjadi momok terbesar dalam kehancuran hidup, sehingga aku harus mengurangi semua itu atau bahkan harus membuangnya dalam gaya hidup dan pola fikir hidup ini.
Dan kini semua dapat ku atasi sedikit demi sedikit, dan kini semua sudah dapat ku kendalikan walau hati meronta tak ingin semua yang kurasa kumusnahkan.
Ego dan idiologi tetap ada untuk Dunia Lain yang aku jalani, bahkan rasa pesaing dalam diriku tak pernah padam demi ego yang tersalurkan.
Dalam perjalana ku untuk menfakahi anak dan istriku, ego dan idiologi ku selalu kudepan kan agar aku tak di anggap lemah atau kurang.
Rasa ego ku akan menjadikan hidupku yang lebih bermatabat di mana pun kapapun, bukan karena aku ingin di takuti namun setidak nya dihargai dan di segani.
Dan semakin lama semua ego dan idiologi itu dapat ku kendalikan bahkan hawa nafsu ku pun dapat kustabilkan demi mereka semua yang dekat dengan ku.
Kali ini aku harus lebih tenang, sabar, dan tak bertingkah bodoh demi semua angan yang ku bayangkan dan demi nama baik ku yang kembali baik di mata sanak saudara bahkan keluarga ku.
Dari semua yang telah ku tulis semoga bisa menjadi kebaikan untuk diriku dan juga dirimu wahai pembaca ku.
Sekian dan terimakasih, sampai jumpa di lain kesempatan.
Komentar
Posting Komentar